Balap liar identik dengan geng motor. Saat melakukan trek-trekan, mereka
mengabaikan keselamatan di jalan raya. Alhasil, rata-rata 60 nyawa
pebalap bodoh ini melayang akibat balapan liar di jalan umum.
Berdasarkan catatan Indonesia Police Watch (IPW) sejak 2009 hingga 2012
terdapat 195 orang tewas di arena balap liar dan sekitarnya.
Diperkirakan tiap tahun rata-rata 60 jiwa tewas dari balap liar. Tak
hanya peserta balap liar yang menjadi korban.
"Tahun 2009 terdapat 68 orang tewas di arena balapan liar, baik akibat
kecelakaan maupun pengeroyokan yang merupakan sebab akibat dari balapan
liar. Tahun 2010 ada 62 orang tewas dan 2011 terdapat 65 tewas," kata
Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Minggu (15/4).
Masih berdasarkan pengamatan IPW, terdapat tiga perilaku yang diduga
kerap muncul dari geng motor. Pertama balapan liar yang dilakukan dengan
motor di beberapa lokasi. Kedua adalah taruhan (judi) yang masih
relevan dengan balapan liar tadi. Kemudian tawuran (pengeroyokan) jika
terdapat pihak-pihak yang merasa dicurangi.
"Adu mulut lalu diikuti dengan pengeroyokan seperti yang dialami seorang anggota TNI AL di Kemayoran kemarin," jelasnya.
Dengan demikian, IPW berharap Polda Metro Jaya mengedepankan jajaran
Polsek dan Polres untuk memberantas geng motor dan balapan liar ini.
Tanpa itu, IPW melihat potensi terjadinya hukum rimba. Masyarakat,
ucapnya, berpotensi memburu dan menghukum geng motor yang menimbulkan
kekacauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar